Koreksinews.co → Mimbar Minahasa: Dalam surat Petrus yang merupakan perikop firman hari ini, terbaca nasihat seperti berikut;
” Hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu”
Siapakah “KAMU’ itu? dan Siapakah kawanan domba ITu??
” Kamu” itu adalah PARA PENATUA, dan kawananan domba itu, adalah orang- orang- yang bersama dengan para penatua itu, dan semua mereka itu termasuk para penutua adalah kawanan dombanya
Allah.
“Oh??? Para penatua itu juga adalah kawanan domba Allah? Bukankah para penatua itu yg akan menggembalakan kawanan domba itu?”
” Benar sekali. Tetapi para penatua itu juga adalah dombanya Allah” ya kan?”
“Termasuk Petrus juga sesungguhnya adalah dombanya Allah kan???”
” Ya benar”
Kita lihat apa kata Petrus dalam nasihatnya itu:
” Aku menasihatkan para penatua DI ANTARA kamu, aku sebagai teman penatua dan saksi penderitaan Kristus..”
Para penatua itu tidak dipilih di luar dari kawanan domba Allah, tetapi dipilih dari mereka itu. Para penatua itu adalah juga bagian dari kawana domba Allah, yang menggembalakan kawanan domba Allah. Hehe
” Aku sebagai teman penatua dan saksi penderitaan Kristus”
Apa maksudnya????
Nasihat yg Petrus perdengarkan kepada para penatua, bunyinya itu sama dengan yg ia dengar dari Sang Gembala Agung yang memanggilnya untuk menggembalakan, kawanan domba Allah..
” Simon anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku??”
” Gembalakanlah domba- dombaKu” ( Yohanes 21:16)
Kita dengar bunyi nasihat Petrus kepada para penatua itu.
” Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu”
Dengan demikian para penatua itu adalah teman Petrus, yakni teman yang mendapat tugas yang sama ketika mengikuti Yesus dan dipanggil untuk menggembalakan domba- domba Allah.
Mereka yang menggembalakan kawanan domba Allah, yang dipanggil secara khusus oleh Sang Gembala Agung, apakah sebagai;
Pendeta, Guru Agama, Penatua, Diaken atau pelayan lainnya dengan bermacam nama jabatan pelayanannya dan beragam rupa wajahnya dan berbeda warna kulitnya, melaksanakan tugas yang sama yakni;
Menggembalakan kawanan domba Allah.
Nasihat yg terbaca oleh para penatua itu bukan seperti ini;
” Gembalakanlah kawanan dombamu”
” Gembalakanlah domba- dombamu” tetapi;
” Gembalakanlah kawanan domba yang ada padamu”
Jika ysng membaca nasihat Petrus itu salah menangkap pesannya, bisa ada yg berpikir;
Jika domba domba itu ada pada kita, itu berarti kawanan domba itu adalah milik kita.
Jika kawanan domba itu milik para penatua, maka mereka bisa melakukan apa saja pada kawananan domba itu, karena kawanan domba itu MILIK mereka.
” Bukang kasiang,, ITU milik Allah yg dipercayakan kepada para penatua untuk digembalakan”
Apa yang harus diperhatikan jika menggembalakan domba titipan milik Allah itu??
” Jangan dengan PAKSA, tetapi dengan SUKARELA sesuai dengan kehendak Allah”
Sukarela sesuai kehendak Allah itu seperti apa ya???
Suka melayani dan rela berkorban demi kawanan domba itu. Itulah SUKARELA itu.
SUKA melayani mar ndak RELA disakiti,
SUKA melayani mar ndak RELA dikhianati.
Yang di atas itu tidak sesuai dengan kekendak Allah.
” Jangan karena mau mencari KEUNTUNGAN, tetapi dengan PENGABDIAN diri”
Sepertinya segala sesuatu yg dilakukan oleh kita sebagai PELAYAN TUHAN, semuanya untuk kawanan domba Allah itu, tidak boleh mengambil keuntungan sedikitpun dari pelayanan kita kepada mereka.
Seperti apa itu kang????
Boleh yg baca jo pikirkan??? Boleh to???? Hehe
Mungkin.sto seperti ini salah satunya;
Terlihat seperti melakukan sesuatu untuk kepentingan kawanan domba, tetapi tersembunyi kerinduan untuk kepentingan yg menggembalakan kawanan domba Allah itu
Ada yang lain lagi yg harus diperhatikan oleh para penatua itu???
” Oh ada, kalau yg di atas tadi soal MOTIVASI melayani dari para penatua itu, tetapi yg satu berikut adalah soal AKSI dari para penarua kepada kawanan domba Allah itu.
” Janganlah KAMU berbuat seolah olah kamu mau MEMERINTAH atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu.
Jika ada yg akan kita ajarkan kepada jemaat kita, bukan menyuruh mereka melakukan ini dan itu dan kita hanya melihat hasilnya, bagai guru yg menyuruh murid-muridnya melakukan sesuatu.
” Sama torang samua yakni; kawananan domba Allah menggembalakan kawanan domba Allah”
” Kong dang tu para penatua? Apa dong pe lebe dari domba yg lain??”
” Gembalakanlah kawanan domba yang ada padamu”
Ada to, di klas saat pelajaran guru kase dudu tu murid satu meja dua orang. Dua dua murid, mar murid yg satu kase ajar pa tu murid yg satunya.
“Kong depe materi dang??? Dar mana???”
” Tantu dari guru mereka itu, karena bukang MATERI laeng yg diajarkan tapi materi dari guru mereka, yg guru mereka itu MEMILIH siapa mengajarkan kepada siapa.
” Oh io kang?, kong tu menjadi teladan itu apa kang??”
” TELAH DONE” ( baca DAN) yakni telah melakukan. DONE ini dalam bahsa Inggris artinya SUDAH SELESAI DIKERJAKAN, tetapi untuk mengambil bunyinya agar terdengar seperti TELADAN, maka TELAH DONE digunakan.
Menjadi teladan itu artinya, TELAH MELAKUKAN sebelum yang kita gembalakan itu kita suruh melakukan, jika demikian so ndak perlu suruh.
Menjadi teladan itu, bukan;
” TELAT DONE”( telat dan) terlambat melakukan, kurang baku iko dengan domba yg kita gembalakan yg BEKENG lebe dulu.hehe
Seperti apakah dampak positif dari TELADAN dalam hal TELAH DONE atau telah melakukan?
Bisa terhindar dari peluang MO BASURU padahal torang sandiri ndak ja bekeng.
” Setiap jemaat musti rajin baca Alkitab” contoh nasihat dari kita sebagai pelayan. Perkataan seperti ini, adalah nasihat yg baik.
“Jika yg menasihati itu tidak melakukan yg dinasihati itu, apakah nasihat itu menjadi tidak baik?”
“Oh tidak! Nasihat untuk membaca Alkitab adalah nasihat yg baik. Yang menasihati itu melakukan atau tidak melakukan nasihat itu tetap nasihat yg baik”
“Ada so yg menasihati tapi dia sendiri tidak melakukannya?”
” Ada. dan itulah mereka yg ” berbuat seolah olah mau memerintah”
” Mo suka cari tau siapa mereka??? Ndak mo cumu nama mar pasti so tau sapa dorang. Hehe tenang jo, karena bukang torang yg sedang membaca refleksi ini. Hehe.
“Turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu”
Nasihat kepada kawananan domba, Yesus bilang; “Iko, kong bekeng apa tu dorang da suru”
Kita dengar sambungannya:
“Tetapi janganlah kamu turuti perbuatan- perbuatan mereka”
Why??? Mengapa Yesus berkata seperti itu???
” Karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya”( Matius 23; 3)
“Apa dang tu musti mo bekeng???”
“:Tetapi hendaklah KAMU menjadi teladan bagi kawanan domba itu”(3)
Maksudnya? Kongkritnya?
“BEKENG lebe dulu apa tu mo SURUH”
Memperlihatkan kepada jemaat apa yg kita nasihati itu untuk jemaat kita itu melakukannya, agar kita tak seperti para ahli Taurat itu:
” Mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya”
Sedemikian beratnya tugas pelayanan setiap kita yg dipanggil untuk menggembalakan kawanan domba Allah itu.
” Taukah kita, apa tu depe brat itu?” Hehe
Menggembalakan TEMAN sendiri, apa lagi so baku tau tu kartu hehe.
” Tu Yos itu tu mo menggembalakan pa kita??” oh kasiang, kong Yos dapa dengar kang???
” Yos, kuasailah dirimu dan sabarlah menderita”
Rupanya ada teman baik kotek yg inga betul nasihat Paulus kepada Timotius, kong se dengar pa Yos.
ADAKAH sesuatu yg akan diterima oleh mereka yg melakukan tugas penggembalaan itu???
Kita dengar apa kata Petrus soal yang ditanya itu.
” Maka kamu, apabila Sang Gembala Agung datang, maka kamu akan menerima Mahkota Kemuliaan yang tidak dapat layu.
” Maka KAMU” siapakah mereka itu jika surat Petrus dikirimkan juga tembusannya kepada kita kawanan domba sekarang ini???siapakah ” KAMU” itu???
Itulah para pendeta, guru agama, penatua, diaken, dan SEMUA kita yg terpanggil menggembalakan kawanan domba Allah sesuai nama jabatan masing- masing.
Ada juga yg dipanggil tampa sebutan apa- apa namun mereka juga terpanggil menggembalakan sahabat mereka di kantor, di kampus, di terminal, di rumah kopi, di pangkalan ojek dan di tempat manapun, yaitu mereka yg percaya kepada Yesus Kristus dan yang menerima Sang Gembala Agung itu di dalam hati mereka.
Apabila Gembala Agung datang, mereka itu juga akan menerima MAHKOTA kemuliaan yang tidak dapat layu itu.
“Bekeng Lebe DULU Apa Tu Mo Suruh” dan akhirnya?
A m i n
(jos)